/vidio-media-production/uploads/image/source/131/5c8898.jpg)
Pesatnya Industri Kerajinan Miniatur Kapal Bandong Khas Sungai Kapuas – Fokus Pagi
0 Komentar
Sungai Kapuas, Kalimantan Barat yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Kalimantan, memberikan banyak inspirasi bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Salah satunya kerajinan miniatur kapal bandong.
Sungai Kapuas adalah ikon Kalimantan Barat. Sungai yang membentang sepanjang 1.143 kilometer ini menjadi nadi perekonomian masyarakat Kabupaten Sanggau, mulai dari Entikong hingga Kota Sanggau.
Industri rumahan pun tumbuh pesat di daerah ini, salah satunya adalah kerajinan miniatur kapal bandong, khas Kalimantan Barat.
Muji adalah salah satu perajin miniatur kapal bandong yang telah menekuni usaha ini sejak tahun 2004. Dalam pembuatan kapal bandong, Muji menggunakan jenis kayu gabus yang banyak terdapat di Kalimantan Barat.
“Saya mulai dari tahun 2004 sampai sekarang sudah menggeluti ini dari dulu sampai sekarang dikenal di seluruh Indonesia. Sampai sekarang saya masih membuat kapal badung ini.
Bahan utama yang dipakai adalah kayu plai, Kayu ini merupakan jenis kayu ringan. Jadi kita mulai dari pembuatan bodi kapal sampai finishing itu memakan waktu sehari sampai sehari setengah,” ujar Muji.
Proses pembuatan satu unit kapal memakan waktu satu sampai tiga hari tergantung ukuran kapal. Dibutuhkan konsentrasi dan ketelitian dalam proses pembuatannya, karena kayu jenis gabus ini sangat rentan.
Setelah selesai, miniatur kapal mulai memasuki tahap finishing. Pada tahap ini akan dilakukan pengeleman dan pengecatan sebelum kapal siap dijual.
Muji sudah membuat lebih dari 10 ribu unit miniatur kapal dan dijual hampir keseluruh pelosok Indonesia. Untuk mendapatkan karya seni miniatur kapal ini, cukup merogoh kocek Rp 250.000 untuk kapal ukuran kecil dan Rp 3,5 juta untuk ukuran besar.
Kapal bandong memiliki makna persautan yang menggambarkan persatuan perdagangan umat Muslim dan Tionghoa di Tanah Sanggau.
Komentar