/vidio-media-production/uploads/image/source/131/5c8898.jpg)
Alexei Navalny Diracun, Seperti Banyak Orang Berani Lain di Rusia, Mengapa?
0 Komentar
Kenapa Rusia Memilih Racun untuk Menghabisi Lawannya?
Kamu pernah dengar nama Alexander Litvinenko? Ia adalah mantan agen Russian Federal Security Service (FSB) and KGB. Ia hengkang dan mengkritik praktik korupsi pemerintahan Rusia. Ia lantas cabut ke Inggris dan meneruskan kritik-kritiknya ke Rusia di negara itu. Namun, pada 1 November 2006, atau 6 tahun setelah eksil, ia tiba-tiba sakit dan kemudian meninggal dunia.
Setelah ditelisik, penyebab kematiannya adalah racun radioaktif yang mematikan. Dua orang Rusia diperkirakan menjadi pelaku upaya pembunuhan ini.
Sejarah berulang. Pada 20 Agustus lalu, Alexei Navalny, seorang aktivis dan pemimpin oposisi bagi rezim Vladimir Putin, sakit di dalam pesawat dan berujung koma. Dua hari kemudian, ia diterbangkan ke Berlin dan dokter-dokter di sana menemukan racun di tubuh Navalny: racun Novichok. Sementara ini, para dokter berhasil menyelamatkan nyawa Navalny. Lagi-lagi, banyak mata mengarah kepada Putin.
Racun? Kenapa negara yang mengeksplorasi teknologi militer seperti Rusia memilih racun untuk menghabisi lawannya? Kata seorang ahli Rusia, racun punya sifat yang tak dimiliki pembunuh lain. Tak seperti senjata api atau senjata tajam, racun bekerja secara tak kentara dan ada unsur teatrikal saat ia bekerja.
Penulis naskah: Sharon Sumolang
Produser: Mufti & Aqwam
Penyunting gambar: Herlambang
Perancang rupa: Putri Mayzara
Komentar