Amy serasa terjun dari puncak gedung pencakar langit ke lantai basement. Bayangin aja, baru aja dia mau dipromosiin buat jadi supervisor di bank tempatnya bekerja, tapi tiba-tiba dia malah jadi tukang kebun! Hah? Masak sih???
Semua gara-gara masuknya salah satu manajer baru, BOB. Dengan alasan perampingan organisasi, Amy justru kena PHK. Yang bikin nyesek, si Bob yang mecat Amy, tampangnya sombong banget. Biarpun gantengnya melebihi artis, di mata Amy tuh cowok gak lebih baik dari drakula!
Shock? Jelas. Tapi Amy nganggap ini bukan kiamat. Jadi, dia terima keputusan itu dengan lapang dada. Lagian, Amy ngerasa gengsi kalau harus nangis-nangis buat mertahanin posisi yang sifatnya sementara doang. Makanya, biarpun REZKY, teman deketnya, berusaha mencegah Amy untuk keluar begitu aja, dan berjanji akan memperjuangkan agar Amy tetap bekerja dan menempati posisi semula, Amy dengan tegas nolak. “Rezeki gak di sini aja, Rez,” kata Amy.
Nah, buat ngisi kekosongan itulah, Amy banting setir jadi tukang kebun di rumah-rumah orang kaya. Pilihan itu diambil karena banyak faktor. Selain karena hari gini susah dapat kerjaan baru (ngedadak pula), Amy emang lulusan Fakultas Pertanian, dan punya kegemaran berkebun pula. Bahwa dia kerja di bank, itu karena faktor nasib.
Rezky berusaha membantu cewek mandiri ini supaya cepet dapat klien. Selain karena diam-diam dia naksir Amy, Rezky merasa ikut berdosa karena masuknya Bob ke bank itu juga salah satunya karena rekomendasi dia sama direksi, bahwa Bob termasuk professional muda yang berprestasi. Rezky nggak memperkirakan, kalo hadirnya Bob menjadi “neraka” buat Amy.
Komentar