Dewi tertegun melihat kondisi Rahmat, kini Ayahnya tidak bisa mengenalinya. Rahmat mengira Dewi adalah teman kuliah Dewi. Rahmat bercerita kepada Dewi betapa bangga ia kepada anaknya. Dengan rasa penuh penyesalan karena baru bisa memaafkan dan meminta maaf, Dewi terus mendengarkan apapun yang Rahmat ceritakan. Kepulangan Dewi mengagetkan dan merubah hampir segala rencana yang ada, salah satunya penjualan rumah Rahmat yang dimanfaatkan oleh saudaranya dikarenakan Rahmat menderita Alzheimer. Terhimpit waktu, ada banyak yang harus Dewi selesaikan dengan teman dan saudara yang dahulu ia sebut rumah.
Komentar